Assalamualaikum wr.wb
Saya tiba-tiba teringat akan salah satu episode reality show di Indonesia dulu, Minta Tolong. Di setiap episode reality show ini (yang dipercaya sebagai reality show yang tidak di script) ada seorang yang meminta tolong akan suatu hal kepada orang-orang yang ia temui di sekitarnya. Saat itu sedang diperingati hari raya Qurban, dan pada episode itu, ada seorang ibu-ibu tua yang meminta untuk diberikan sebagian daging qurban kepada orang-orang yang baru saja mendapatkan daging qurban.
Jam demi jam ibu itu meminta, dari orang satu ke orang lainnya, namun tidak ada satupun yang berniat membantunya. Bahkan kadang melihatpun tidak. Peluh demi peluh meluncur deras di wajahnya, sepertinya harapan itu tampaknya tak pernah ada, hingga ada satu wanita paruh baya yang tersenyum saat ibu ini meminta tolong. Dan secara mengejutkan, wanita ini juga dengan senang hati membagi daging qurban yang ia sendiri juga baru saja dapatkan dari prosesi pembagian qurban. Wanita yang membagi daging qurban ke Ibu tua ini adalah kaum dhuafa (juga); yang hanya makan daging setahun sekali saat Idul Qurban ini. Tetapi, mengapa sampai ia begitu ikhlas membagi apa yang sangat berharga untuknya, yang tentunya jarang sekali ia nikmati, kepada orang lain begitu saja?
Terlepas dari reality show itu, kita pun pasti pernah mengalami atau menyaksikan hal seperti itu di kehidupan sehari-hari. Saya merenung, apa yang bisa membuat orang-orang begitu ikhlas dalam membagi apa yang ia miliki dengan orang lain. Lalu, saya mencoba menemukan hakikat dasar tentang berbagi (sedekah) dalam Islam.
1. Semua yang kita miliki adalah titipan Allah SWT.
Keluarga kita, kesehatan, harta, kesuksesan, semuanya adalah milik Allah SWT. Kita sebagai manusia hanya diberikan kesempatan untuk menggunakannya. Ibarat dipinjamkan barang oleh seseorang, tentunya kita diharapkan untuk menjaga baik-baik barang tersebut dan menggunakannya sesuai dengan kehendak si pemilik, begitu pula dengan harta kita. Siapa saja yang menyedekahkan hartanya pada jalan Allah, berarti sama hal nya dengan seseorang yang mengeluarkan harta orang lain dengan seizinnya. Sebagaimana yang tertuliskan dalam Al-Quran:
ََمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al Hadiid: 7)
2. Sedekah sebagai bukti keimanan dan sebagai upaya penyucian jiwa
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Tidaklah sempurna keimanan seorang hamba sehingga ia melakukan empat hal: Berakhlak baik, bersikap dermawan, menahan karunia dari ucapan, dan mengeluarkan karunia dari hartanya
Lalu, dalam surat At-Taubah ayat 103, Allah berfirman:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka , dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka , dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya dia kamu itu (menjadi ) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka, Dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui.“
3. Sedekah bukan hanya meringankan beban orang lain, tetapi juga menambah rezeki
Bila kita lihat di sekeliling kita, banyak sekali orang yang tidak seberuntung kita. Maka dengan menyedekahkan sedikit harta kita kepada mereka, hal itu dapat meringankan beban mereka. Apabila pernah ada kekhawatiran bahwa dengan bersedekah harta kita akan habis, maka sungguhlah keliru hal itu. Sedekah akan mendatangkan rezeki, yang jumlahnya berlipat-lipat dari apa yang disedekahkan, seperti janji Allah dalam Q.S Al-Baqarah: 261
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran)
Bersedekah tidak hanya diartikan dengan menyumbangkan uang kita, tetapi sedekah bisa dalam bentuk lain juga, seperti menyumbangkan darah, menyumbangkan barang-barang, waktu atau pengetahuan kita. Sedekah pada hakikatnya menyumbang sesuatu yang kita miliki, sesuai dengan kemampuan kita, dengan tujuan membantu orang lain dan mengharap ridho Allah SWT semata.
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al Baqarah:267)
Sudahkah kita bersedekah hari ini?
Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa ingat akan nikmat yang telah dikarunikanNya dan membaginya dengan sesama.
Amin ya robbal alamin
Wassalamualaikum wr.wb
Amy Astika